PT Dirgantara Indonesia (PTDI) tidak hanya memamerkan produk pesawatnya di Indo Defence yang sedang berlangsung, tetapi juga menunjukkan kemampuannya dalam bidang sistem persenjataan, khususnya dalam bidang roket dan integrasinya. Kepada GBP Daily News, Moh Arif Faisal, Direktur Niaga, Teknologi & Pengembangan PTDI, menjelaskan bahwa perusahaan kedirgantaraan ini tengah memperkuat kemitraan jangka panjang dengan FZ Thales Belgium—bagian dari Thales Group—dengan fokus baru pada optimalisasi fasilitas produksinya di Tasikmalaya.
Sejak tahun 1982, PTDI telah memegang lisensi produksi dari FZ Thales Belgium untuk memproduksi dan merakit sistem roket. Saat ini, PTDI memiliki kapasitas produksi hingga 10.000 unit roket dan 5.000 unit hulu ledak per tahun, termasuk integrasi dan sistem kendali penembakannya. “Penguatan ini bukanlah perubahan fokus bisnis, melainkan langkah strategis untuk memperkuat peran PTDI dalam ekosistem pertahanan nasional,” ujar Faisal. Ia juga menambahkan, “PTDI sedang memasuki fase strategis baru. Tidak hanya memproduksi, tetapi juga mengembangkan kemampuan yang lebih maju, termasuk dalam produksi sistem senjata—roket dan hulu ledak.”
Sebagai satu-satunya produsen pesawat di Asia Tenggara, PTDI memiliki posisi strategis dalam mendukung modernisasi postur pertahanan Indonesia melalui platform kedirgantaraan canggih dan sistem senjata terintegrasi. Pada pameran yang sedang berlangsung, PTDI juga menampilkan sejumlah platform misi khusus, antara lain CN235 Anti-Submarine Warfare, CN235 Fire Fighting, Bell 412 Anti-Submarine Warfare, pesawat multirole NC212i, serta pesawat utilitas N219 yang dilengkapi dengan N219 Cockpit Demonstrator. PTDI juga memamerkan UAV MALE.
“PTDI sedang memasuki fase strategis baru. Tidak hanya memproduksi, tetapi juga mengembangkan kemampuan yang lebih maju, termasuk produksi sistem senjata—roket dan hulu ledak,” ujar Moh Arif Faisal, Direktur Niaga, Teknologi & Pengembangan PTDI.
Pada Januari 2025, PTDI dan Embraer menyepakati kerja sama untuk meningkatkan kesiapan operasional armada Super Tucano TNI AU. Pesawat ini menjadi aset penting dalam misi kontra-pemberontakan (COIN), patroli perbatasan, dan serangan taktis, dengan rekam jejak yang terbukti dalam dukungan udara dekat dan pengintaian. Dalam kerja sama ini, PTDI ditunjuk sebagai Pusat Pengadaan Suku Cadang resmi bagi armada Indonesia. “Selain itu, kesepakatan ini membuka peluang untuk memperkuat kemampuan lokal di bidang perawatan, perbaikan, overhaul (MRO), dan modifikasi pesawat—memantapkan posisi PTDI sebagai mitra strategis pertahanan,” jelas Faisal.
Ia juga menambahkan bahwa dengan dukungan penuh kebijakan dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), PTDI sedang mengembangkan varian amfibi N219 yang telah masuk dalam Program Strategis Nasional Indonesia. Lebih dari sekadar proyek penerbangan, inisiatif ini mendukung transformasi ekonomi dan konektivitas antarpulau di wilayah kepulauan Indonesia. “Program ini memiliki potensi pasar yang besar, dengan proyeksi kebutuhan sebanyak 54 pesawat dalam 10 tahun ke depan.”
Selain itu, PTDI juga telah memperoleh Letter of Intent (LoI) untuk 25 unit N219 dari sebuah perusahaan swasta asal Tiongkok—menandai langkah pertama PTDI memasuki pasar ekspor non-tradisional. Di dalam negeri, varian dasar N219 juga menjadi prioritas Bappenas dalam mendukung aksesibilitas dan konektivitas, dengan Kepulauan Riau sebagai lokasi proyek percontohan.
Headquartered in Singapore with reporters spread across all major regions, GBP Aerospace & Defence is a leading media house that publishes three publications that serve the aerospace and defence sector - Asian Defence Technology, Asian Airlines & Aerospace and Daily News. Known industry-wide for quality journalism, GBP Aerospace & Defence is present at more international tradeshows and exhibitions than any other competing publication in the region.
For over three decades, our award-winning team of reporters has been producing top-notch content to help readers stay abreast of the latest developements in the field of commercial aviation, MRO, defence, and Space.
Copyright 2024. GBP. All Rights Reserved.