Indonesia tengah mempertimbangkan tawaran dari Tiongkok untuk menjual pesawat tempur J-10C sebagai bagian dari upaya modernisasi kekuatan udara Indonesia, demikian dikonfirmasi oleh Wakil Menteri Pertahanan Donny Ermawan Taufanto pada Rabu (4/6).
Taufanto menjelaskan bahwa tawaran tersebut muncul dalam kunjungan Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono ke pameran alat utama sistem persenjataan (alutsista) di Tiongkok, dan saat ini masih dalam tahap peninjauan awal. Ia menegaskan bahwa belum ada tim teknis yang dikirim ke negara tersebut untuk melakukan evaluasi atau menindaklanjuti tawaran tersebut.
“Kita termasuk ditawari pesawat itu. Ya termasuk evaluasi kita juga lah untuk apakah bisa kita menggunakan jet tersebut ya untuk alutsista kita,” kata Donny, seraya menekankan bahwa setiap potensi pembelian akan bergantung pada apakah pesawat tersebut memenuhi kebutuhan operasional TNI AU dan dapat diintegrasikan dengan sistem yang sudah ada.
J-10C, yang dikembangkan oleh Avic Chengdu Aircraft Co Ltd., adalah pesawat tempur bermesin tunggal dengan kemampuan multirole yang baru-baru ini digunakan Pakistan dalam konflik dengan India di wilayah Kashmir. Pakistan mulai mengoperasikan pesawat ini pada 2022, yang disebut-sebut sebagai respons terhadap pembelian jet tempur Rafale buatan Prancis oleh India — model yang sama yang saat ini juga dibeli Indonesia melalui kontrak terpisah untuk 42 unit sejak 2024.
Donny juga menegaskan bahwa kebijakan pertahanan Indonesia yang bebas aktif memungkinkan negara untuk mempertimbangkan pembelian dari berbagai pemasok. “Kalau memang kita evaluasi, pesawat ini bagus, ya memenuhi kriteria yang kita tetapkan, apalagi harganya murah, ya kenapa tidak,” katanya.
Ketertarikan Indonesia terhadap J-10C muncul di tengah peningkatan pengeluaran militer global, yang sebagian dipicu oleh konflik seperti invasi Rusia ke Ukraina. Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, Jakarta sedang menjalankan program modernisasi besar-besaran di sektor udara dan laut sambil berupaya mendiversifikasi pemasok alutsista.
Selain pembicaraan dengan Tiongkok, Indonesia juga terlibat dalam program pengembangan jet tempur KF-21 bersama Korea Selatan dan telah menyatakan ketertarikan terhadap rencana jet tempur generasi kelima KAAN dari Turki. Terdapat pula laporan bahwa Indonesia kembali mempertimbangkan rencana pembelian jet F-15EX dari Boeing.
Meskipun Indonesia sebelumnya telah membeli amunisi dan sistem pengawasan udara dari Tiongkok, negara ini belum pernah membeli jet tempur dari sana. Potensi pembelian J-10C akan menandai pendalaman kerja sama pertahanan dengan Beijing, yang juga merupakan mitra dagang terbesar Indonesia dan sumber investasi asing utama.
Donny menegaskan bahwa selain pertimbangan politik, faktor teknis seperti integrasi dengan sistem yang sudah ada, performa, jangkauan terbang, dan kemampuan persenjataan akan menjadi faktor penting dalam menentukan kelanjutan rencana pembelian J-10C.
“Kita tidak terikat pada aliansi manapun, jadi kita bisa membeli alutsista dari negara manapun, termasuk dari Tiongkok,” pungkasnya.
Headquartered in Singapore with reporters spread across all major regions, GBP Aerospace & Defence is a leading media house that publishes three publications that serve the aerospace and defence sector - Asian Defence Technology, Asian Airlines & Aerospace and Daily News. Known industry-wide for quality journalism, GBP Aerospace & Defence is present at more international tradeshows and exhibitions than any other competing publication in the region.
For over three decades, our award-winning team of reporters has been producing top-notch content to help readers stay abreast of the latest developements in the field of commercial aviation, MRO, defence, and Space.
Copyright 2024. GBP. All Rights Reserved.