Peningkatan kekuatan militer Tiongkok telah menyebabkan kekhawatiran besar bagi sejumlah negara tetangganya di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Jakarta menanggapi ancaman ini dengan mendiversifikasi hubungan pertahanannya dan memperdalam berbagai kerja sama pertahanan bilateralnya, di mana Turki muncul sebagai mitra utama.
Pendalaman hubungan antara kedua negara dalam bidang pertahanan ini menyediakan banyak kesempatan bagi Turki untuk memperluas kehadirannya di Asia Tenggara dan menawarkan alternatif selain pemasok Barat dan Rusia. Nota Kesepahaman (MoU) Kerja Sama Pertahanan Strategis yang ditandatangani antara Turki dan Indonesia pada Februari tahun ini, saat kunjungan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan ke Jakarta, menjadi landasan virtual bagi hubungan pertahanan antara kedua negara dan menawarkan peluang bagi perusahaan-perusahaan Turki untuk meningkatkan kehadiran mereka di wilayah tersebut.
Dengan hadirnya perusahaan-perusahaan pertahanan Turki yang bersedia melakukan transfer teknologi dan memberikan pelatihan, industri pertahanan dalam negeri Indonesia akan mendapatkan dorongan signifikan pada kapabilitasnya. Ini melengkapi perjanjian latihan militer bersama yang sudah ditandatangani pada tahun 2023. Manfaat kolaborasi ini bagi industri pertahanan domestik Indonesia diharapkan akan semakin memperkuat hubungan bilateral kedua negara.
Dalam beberapa tahun terakhir, Turki telah muncul sebagai pemain dominan di pasar drone militer, menyumbang lebih dari 60 persen penjualan UAV militer sejak tahun 2018. Tidak mengherankan, kesepakatan terbesar, dan mungkin yang paling signifikan, antara kedua negara melibatkan Baykar, yang akan menyediakan 60 Bayraktar TB3 dan sembilan Bayraktar Akinci Unmanned Combat Aerial Vehicles (UCAV) kepada Indonesia. Sementara TB3 akan digunakan untuk misi-misi serangan taktis, Akinci adalah UCAV multi-misi yang dapat digunakan untuk misi patroli maritim selain ISR bersenjata dan serangan. Baykar juga terlibat dalam usaha patungan dengan Republikorp untuk membangun pabrik drone di Indonesia. Kesepakatan ini melibatkan transfer teknologi untuk memfasilitasi produksi lokal.
Pada April tahun ini, Presiden Indonesia Prabowo Subianto mengatakan bahwa negaranya tertarik untuk bergabung dengan program jet tempur KAAN Turki; pesawat tempur generasi berikutnya ini sedang dalam pengembangan dan dijadwalkan untuk masuk kedinasan dengan Angkatan Udara Turki pada akhir tahun 2028. Indonesia juga tertarik untuk memanfaatkan kapabilitas industri pertahanan Turki untuk upaya pengembangan kapal selamnya.
MoU Kerja Sama Pertahanan Strategis memang telah memberikan dorongan pada hubungan pertahanan, tetapi kedua negara telah secara bertahap semakin dekat selama dekade terakhir. Pada tahun 2016, produsen senjata milik negara Indonesia, Pindad, bekerja sama dengan perusahaan pertahanan Turki, FNSS, untuk mengembangkan tank medium Kaplan MT/Harimau yang mulai diproduksi massal pada tahun 2020. Kedua perusahaan juga mengembangkan pengangkut personel lapis baja baru yang dijadwalkan akan dikirimkan pada akhir tahun depan. Pada Oktober tahun lalu, TAIS Shipyard mulai membangun dua kapal serang cepat untuk Angkatan Laut Indonesia.
Pada Forum Diplomasi Antalya 2025, Roketsan mengisyaratkan niatnya dengan mengumumkan bahwa mereka akan membentuk usaha patungan dengan perusahaan pertahanan Indonesia untuk memproduksi rudal jelajah anti-kapal dan rudal multi-platform di Indonesia. Di antara produk Roketsan adalah rudal anti-kapal Atmaca dan rudal jelajah Çakır yang baru-baru ini diuji tembak dari Akinci UCAV. Indonesia mengekspor kedua rudal ini. Perusahaan pertahanan besar Turki Aselsan, yang kini menduduki peringkat ke-42 di antara perusahaan pertahanan teratas di dunia, juga bertekad untuk memperluas kehadirannya di wilayah tersebut dan telah menandatangani perjanjian untuk membentuk JV guna memproduksi sistem komunikasi. Perusahaan ini juga kemungkinan akan menyediakan sistem tempur dan elektronik untuk unmanned surface vessel (USV) masa depan Indonesia.
Headquartered in Singapore with reporters spread across all major regions, GBP Aerospace & Defence is a leading media house that publishes three publications that serve the aerospace and defence sector - Asian Defence Technology, Asian Airlines & Aerospace and Daily News. Known industry-wide for quality journalism, GBP Aerospace & Defence is present at more international tradeshows and exhibitions than any other competing publication in the region.
For over three decades, our award-winning team of reporters has been producing top-notch content to help readers stay abreast of the latest developements in the field of commercial aviation, MRO, defence, and Space.
Copyright 2024. GBP. All Rights Reserved.