Jokowi Resmikan Perusahaan Induk Pertahanan DEFEND ID

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) meresmikan sebuah perusahaan induk “DEFEND ID” yang terdiri dari lima Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia bidang pertahanan di Surabaya, Jawa Timur hari Rabu (20/4).

Perusahaan yang bernama “Defence Industry Indonesia” atau disingkat sebagai “DEFEND ID” ini dibentuk untuk memantapkan BUMN pertahanan Indonesia guna membangun ekosistem industri pertahanan yang kuat dan modern serta untuk mendukung pengembangan Industri pertahanan dalam negeri.

“Kemandirian industri pertahanan harus kita wujudkan bersama-sama, tidak bisa sendiri-sendiri. Kita harus perkuat industrinya, kita juga harus bangun ekosistemnya, agar tumbuh dan berkembang semakin maju,” kata Jokowi di acara tersebut. “Karena itu saya mengapresiasi pembentukan Holding BUMN Industri Pertahanan yang bernama DEFEND ID yang sudah lama ini saya tunggu-tunggu dan saya kejar,” tambahnya.

Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto yang juga hadir dalam acara tersebut menyampaikan harapannya agar DEFEND ID dapat meningkatkan penggunaan komponen dalam negeri hingga 50% untuk teknologi-teknologi kunci dan menjadi industri industri pertahanan terbesar ke-50 dunia pada tahun 2024.

“Dengan adanya DEFEND ID ini diharapkan bisa menjadi solusi untuk mempercepat kemandirian industri pertahanan Indonesia dalam memenuhi kebutuhan Alutsista dalam negeri, baik dari sisi kuantitas SDM maupun kualitas teknologinya,” ujarnya.

Sebagai bagian dari acara peresmian ini, Jokowi juga menyaksikan penandatanganan enam perjanjian kerja sama antara DEFEND ID, Kementerian Pertahanan Indonesia, dan dua mitra global yang terdiri dari:

1. Penandatanganan kontrak kerja sama Radar GCI (Ground-controlled Interception) antara PT Len Industri dengan Badan Sarana Pertahanan (Baranahan) Kementerian Pertahanan,
2. Penandatanganan kerjasama antara PT Pindad dengan Baranahan mengenai produksi munisi kaliber kecil,
3. Penandatanganan kerjasama modernisasi 12 unit pesawat C130 antara PT Dirgantara Indonesia dengan Kementerian Pertahanan,
4. Penandatanganan kerjasama peningkatan kapasitas dan modernisasi 41 kapal perang TNI AL antara PT PAL Indonesia dengan Kementerian Pertahanan,
5. Penandatanganan kemitraan strategis global untuk produksi bersama Armored Amphibious Assault Vehicle antara PT Pindad dan FNSS Turki, dan,
6. Penandatanganan HoA (Head of Agreement) teknologi elektronika pertahanan untuk pembentukan joint venture, global supply chain, dan industri radar nasional antara PT Len Industri dan Thales dari Perancis.