Kemhan RI Kaji Peluru Kendali BrahMos dan Pesawat Patroli Maritim P-8 Poseidon

Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI kini tengah mengkaji BrahMos, peluru kendali (rudal) anti kapal supersonik hasil kerjasama India dan Rusia, dan pesawat patroli maritim Boeing P-8 Poseidon buatan Amerika Serikat.

Sumber-sumber yang dekat dengan TNI-AL menginformasikan GBP bahwa mereka tertarik dengan dua versi BrahMos: yang diluncurkan dari udara dan yang diluncurkan dari darat dengan platform bergerak. TNI-AL juga telah mempelajarinya dengan seksama sebelum dikaji oleh Kemhan.

Lebih jauh, di bulan lalu TNI-AL juga telah mengutarakan keinginan mereka untuk membeli dua unit pesawat patroli maritim P-8 Poseidon ke kemhan.

Dalam proyeksinya, rudal BrahMos versi darat akan dioperasikan oleh satuan-satuan pertahanan pangkalan korps marinir. Di sisi lain, BrahMos versi peluncuran udara akan melengkapi persenjataan pesawat tempur Sukhoi Su-30 TNI-AU.

Jika kedua pengajuan ini disetujui oleh Kemhan, maka biaya pengadaannya kemungkinan akan dimasukkan dalan tahun fiskal 2022.

Rudal BrahMos adalah rudal jelajah anti-kapal dengan kecepatan maksimum hingga 3 kali kecepatan suara (Mach 3). Rudal ini dikembangkan secara patungan oleh India dan Rusia serta mengambil basis pengembangan dari rudal P-800 Oniks/Yakhont yang telah diekspor ke beberapa negara. Versi lain dari BrahMos yang mampu mencapai kecepatan antara Mach 7 dan 8 sekarang masih dikembangkan.

Boeing P-8 Poseidon adalah pesawat patroli maritim yang dikembangkan dari Boeing 737-800ERX. Dengan membawa berbagai persenjataan seperti torpedo, rudal Harpoon ranjau laut dan lain-lain, pesawat ini mampu menjalani pertempuran anti kapal-kaoal selam, anti kapal permukaan, hingga penyekatan jakur-jalur perkapalan. Pesawat yang mulai dikembangkan di tahun 2000 ini kini aktif berdinas di empat negara-negara lain.